close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ketua Koordinator Tim Kuasa Hukum PC Arman Hanis ketika menggelar konferensi pers di Shanghai Express, Jakarta, Kamis (4/8/2022). Foto Antara/Putu Indah Savitri
icon caption
Ketua Koordinator Tim Kuasa Hukum PC Arman Hanis ketika menggelar konferensi pers di Shanghai Express, Jakarta, Kamis (4/8/2022). Foto Antara/Putu Indah Savitri
Nasional
Kamis, 01 Desember 2022 19:53

Pihak Ferdy Sambo tanggapi kesaksian Richard Eliezer soal wanita menangis

Kuasa hukum Ferdy Sambo menyebutkan keterangan dari Richard Eliezer tidak benar dan hanya sebatas karangan.
swipe

Pihak Ferdy Sambo-Putri Candrawathi membantah keberadaan perempuan menangis yang ke luar dari rumah Ferdy Sambo di Bangka. Informasi itu disampaikan Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E pada persidangan, Rabu (30/11).

Penasihat hukum Sambo-Putri, Arman Hanis mengatakan, keterangan dari Richard Eliezer tidak benar dan hanya sebatas karangan darinya. Apalagi cerita itu tidak ada dalam dakwaan kliennya.

“Saya tegaskan keterangan itu tidak benar dan hanya karangan RE saja dan juga tidak ada dalam dakwaan klien kami,” kata Arman saat dikonfirmasi, Kamis (1/12).

Arman menyebut, Richard Eliezer tidak bertugas untuk di sana ataupun di Saguling. Ia hanya bertugas untuk menjaga rumah di Komplek Polri, Duren Tiga.

“Karena kalau RE tidak berdinas, dia tidak di Saguling tetapi di rumah Posko Duren Tiga,” ujarnya.

Menurut Richard Eliezer, ada sosok perempuan yang menangis di depan kediaman Ferdy Sambo di Jalan Bangka, Jakarta Selatan. Kejadian itu disebut Richard terjadi pada sekitar akhir Mei 2022.

Richard Eliezer mengakui hubungan mantan bosnya Ferdy Sambo dan istri, Putri Candrawathi, sempat tidak baik-baik saja. Richard Eliezer mengakui bahwa Ferdy Sambo bertengkar dengan Putri pertengahan Juli 2022, sebelum terjadi pembunuhan Brigadir J. Perselisihan suami istri itu terjadi di rumah Bangka. Kediaman pribadi Sambo. Sementara Putri tinggal di rumah Saguling.

Pada saat itu, Richard mengikuti rombongan Putri Candrawathi ke kediamannya di Rumah Bangka. Rumah Bangka disebut Richard menjadi tempat persinggahan sementara setelah rombongan Putri mengitari kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Disebut Richard saat itu mobil terus menyusuri jalan tanpa henti, seolah tak bertujuan.

Setelah cukup lama mengitari kawasan Kemang, rombongan pun pergi ke rumah pribadi Ferdy Sambo yang berlokasi di Jalan Bangka, Jakarta Selatan. Begitu tiba di Rumah Bangka, raut wajah Putri terlihat marah. Selanjutnya Richard pun diminta Yosua untuk memarkir mobil di belakang rumah.

Pada saat yang sama pula, Yosua memberi tahu bahwa nanti akan ada tamu laki-laki bernama Eben. Namun Richard mengaku tak tahu apakah tamu tersebut datang sendiri atau bersama orang lain. Selang waktu setengah jam, Ferdy Sambo tiba di Rumah Bangka. Saat itu Sambo tiba diikuti ajudannya, Saddam.

Sama seperti Putri, Sambo juga tiba di rumah dengan marah. Namun Richard tak merinci seperti apa kemarahan Sambo kala itu. Para ajudan pun kemudian menunggu di luar rumah hingga pertemuan selesai. Sekira setengah jam kemudian, seorang wanita ke luar dari rumah.

Akan tetapi, saat dihampiri Richard Eliezer, perempuan itu hanya meminta agar dipanggilkan sopir pribadinya yang berada di sebelah rumah. Tak lama tiba sopirnya, wanita itu pun pergi tanpa menjelaskan apapun kepada Richard Eliezer. Sejak kejadian itu, disebut Richard bahwa Ferdy Sambo menjadi jarang pulang ke Rumah Bangka.

"Semenjak kejadian itu Pak FS sudah lebih sering di Saguling," ujarnya.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan